Purnama menggantung di kaki langit. Jutaan bintang bertaburan di sekelilingnya. Pancaran sinarnya begitu mempesona. Bangunanbangunan menjulang tinggi. Sedikit sekali pohon yang tumbuh di negara ini. Sudah dua minggu aku tinggal di New York. Malam itu aku mengajak Siska jalan-jalan ke salah satu tempat romantis di New York. Tempat itu bernama Rockefeller Center. Di dalam komplek ini terdapat Radio City Music Hall, GE Building, dan Center Art. Salah satu bangunan iconic New York ini juga memiliki fasilitas ice skating. Kami pun bermain-main ice skating. Kami kejar-kejaran. Sesekali aku berhenti untuk sekedar melepas lelah, berbeda dengan Siska yang tak pernah mengenal kata lelah. Ia tetap saja asyik bermain ice skating. Aku melihat jam tangan yang melingkar manis di tanganku, ternyata waktu salat Isya sudah tiba. Aku pun mencari Siska untuk mengajaknya salat. Namun aku tak dapat menemukannya. Aku mulai panik sehingga tanpa sengaja aku menabrak seseorang hingga hampir jatuh. (Fiksi, Cerpen, Sastra, Banten, Arashi Publisher, -ebookuid-, www.ebooku.id)
Aku titipkan do'a lewat gugusan bintang yang bertaburan bak intan berlian. Di
malam itu, aku menelepon temanku yang di Pekalongan. Sebut saja Khadik Ilmi.
“Khadzik, aku butuh pencerahan malam ini.” Kataku. “Bagaimana aku mampu ...