Hadwan dipertemukan takdir dengan seorang gadis shalihah ‘bermata tulus’ yang hanya dalam hitungan detik benar-benar mencuri hatinya. Lebih dari itu, ternyata mereka pun ditakdirkan berada dalam kampus yang sama. Benih cinta yang terus menemukan pembenaran pada sosok gadis shalihah itu. Tanpa pernah terucapkan, tanpa pernah terungkapkan, terahasia amat dalam. Hanya melahirkan sikap dingin tanpa tanda-tanda kekaguman. Hanya membuang muka tanpa kata. Bahkan kekhawatiran ‘bertepuk sebelah tangan’. Adalah Hasya, gadis shalihah ‘bermata tulus’ yang telah mengagumi penulis kharismatik itu sekian lama, Hadwan. Giat mengoleksi setiap bukunya yang diterbitkan. Tahun-tahun yang berlalu dengan rasa yang terpendam seutuhnya. Tanpa pernah saling sapa dan bicara. Hanya menunduk malu tanpa suara. Hingga waktu memisahkan mereka. Hidup bersama ibu tercinta, ibu yang sangat dihormati dan dirawatnya sepenuh hati dan jiwa, Hadwan harus rela menerima pernikahan yang diatur sang ibu untuknya. Meski Hadwan tidak pernah mengerti apa alasan sang ibu memilihkan untuknya seorang istri yang jauh dari kata shalihah. Lalu hari-hari penuh kejutan pun datang, konflik, air mata, dan banyak hal yang justru mengeratkan ‘persahabatan’ Hadwan-Kafiya. Serta satu per satu ‘rahasia’ yang terungkap membuat Hadwan bagai terlempar menyadari sekian banyak kejutan takdir dan kehidupannya.