Seperti dapat langsung dikenali dari judulnya, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik ini memperkenalkan, mendokumentasikan, dan membahas berbagai naskah, sumber, pertumbuhan, demografi, dan berbagai pemikiran mengenai kesusastraan Melayu klasik, sehingga kita dapat mengenali kehidupan, problema, dan dinamika masyarakat Melayu yang harus diakui, hingga kini bukan hanya relevan tetapi makin penting untuk dipahami dan dihargai. Penjelasan menarik tentang kesusastraan rakyat, epos India dan wayang, cerita dari jawa, sastra zaman peralihan Hindu-Islam, kesusastraan zaman Islam, cerita berbingkai, sastra kitab, sastra sejarah, undang-undang Melayu lama, serta pantun dan syair dalam buku ini mendorong kita untuk memahami kekhasan tata hidup dan cara pandang masyarakat yang melahirkannya, sambil menimba kebijaksanaan dan berkaca pada keuniversalan pengalaman di dalamnya. Buku ini membawa kita ke masa lalu, dan dengan menikmati panorama latar manusianya yang tersebar luas serta mengarungi kedalaman pesan yang bagaimanapun menantang kematangan dan keragaman kemanusiaan kita, kita dimampukan untuk mengelola dan menghayati kehidupan masa kini. --Prof. Riris k. Toha-Sarumpaet, Ph. D.
Kerajaan kecilkecil banyak terdapat di bagian utara Malaya, misalnya
Langkasuka dan lain-lain tempat. Sesudah agama Buddha muncul di India, lebih
banyak lagi orang India yang mengunjungi atau singgah di daerah Alam Melayu.
Agama Buddha tidak mengenal kasta, jadi penganutpenganutnya tidak takut
bergaul rapat dengan bangsa-bangsa lain. Lagi pula, penganutnya juga
mempunyai semangat pendeta yang luar biasa: suka menyebarkan agamanya
ke manamana saja.