Elmatera
Buku ini memberi alternatif lain untuk mengenal Gus Dur dari dekat. Karena Gus Dur memiliki banyak sisi, maka katakanlah ini sisinya sebagai penggembira Abu Nawas yang kocak. Maklum saja, kalau Gus Dur di sini “sudah mati”, dalam arti bahwa kata Gus Dur itu sendiri sudah menjadi “teks” yang bisa jadi ada dan mungkin saja tidak ada hubungannya dengan Gus Dur sebagai pribadi. Gus Dur justru pernah bilang, lelucon merupakan wahana ekspresi politis yang menyatukan bahasa rakyat dan mampu mengidentifikasikan masalahmasalah yang dikeluhkan dan diresahkan. Lelucon-lelucon di sini dikemas dari berbagai sumber. Sebagian dari catatan langsung mengikuti jejak tumit kaki Gus Dur, dan sebagian lagi secara tidak langsung melalui beberapa media cetak dan situs website yang peduli mentenarkan tokoh yang sudah tenar itu. Maklum Gus Dur yang banyak dimensi tadi, bukan milik suatu pihak semata. Semua memiliki, juga Anda. Nah selamat membaca sampai ngakak! Silahkan .. silahkan!
Hari itu Gus Dur sedang kedatangan seorang rekannya, di sana juga sudah ada
Arifin Junaidi (Wakil Sekjen PBNU saat itu) yang mempraktekkan cara mengirim
faksimili di depan Gus Dur dan rekannya itu. “Lho, ngirim tulisan pakai mesin ini
...