Kisah Anak-Anak Muda Kesasar di Empat Benua
"Paling lambat 1,5 bulan ke depan, kalian semua harus sudah berangkat!" Demikian ucapan Prof. Rhenald Kasali di hari pertama masuk kuliah Pemasaran Internasional yang sontak membuat kelas gaduh luar biasa. Negara tujuan ditentukan saat itu juga. Sementara paspor harus didapatkan dalam waktu dua minggu ke depan. Metode kuliah yang awalnya ditentang banyak orang tersebut-dari orangtua mahasiswa sampai sesama dosen-terbukti menjadi ajang "latihan terbang" bagi para calon rajawali. Demikian Prof. Rhenald mengibaratkannya. Tersasar di negeri orang dapat menumbuhkan mental self driving, syarat untuk menjadi pribadi yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab menentukan arah hidup sendiri. Dalam jilid pertama buku ini, para mahasiswa mengalami sendiri berbagai pengalaman unik. Ketinggalan pesawat, tidak punya uang sehingga terpaksa mencari negara miskin, kena tipu oleh pengemis, adalah beberapa di antaranya. [Mizan, Noura Books, Self Driving, Mahasiswa, Indonesia, Belajar, Eropa, Dunia]
“Abang hati-hati, ya, di sana, Nak. Jangan lupa makan dan istirahat yang banyak
biar enggak sakit,” pesan ibuku. Aku anak pertama dari dua bersaudara maka
aku dipanggil abang di keluargaku. “Abang wajib mengabari Papa minimal tiga
kali, yaitu setelah transit di Malaysia, tiba di India, dan sesampainya di hotel.
Enggak peduli lewat SMS atau e-mail, pokoknya harus kasih kabar!”Titah petuah
tak terbantah dari Ayah. Bahkan ketika aku belum sempat menyahut, Ayah
berkata lagi, ...