Sebanyak 8 item atau buku ditemukan

Sosiologi Toleransi

KOntestasi, Akomodasi, Harmoni

seniman dakwah

potret dai berwawasan sosio-antropologi

Seniman Dakwah Potret Da’i Berwawasan Sosio-Antropologi

Buku ini diangkat dari riset fenomenologis atas kiprah seorang da’i kenamaan Jawa Barat, Kiai Zainal Abidin, yang banyak menggunakan pendekatan seni dalam kegiatan dakwahnya. Kematangannya dalam membaca peta sosio-antropologis masyarakat dakwah yang dimasukinya, membuat dirinya bisa diterima di semua strata. Terlebih dengan pendekatan seni yang digunakannya, membuat masyarakat lebih mudah menerima setiap pesan dakwah yang dibawakannya Ketajaman analisis Pak Zainal dalam membongkar penyakit-penyakit sosial yang disajikannya dalam bahasa da’wah, ternyata tidak mengurangi dimensi seni yang sesungguhnya merupakan hak milik setiap individu. Bukan hal yang dibuat-buat jika dalam ceramah-ceramah keagamaannya Pak Zainal selalu memasukan unsur seni yang berfungsi bukan saja sebagai penyegar suasana tapi juga pembungkus substansi ajaran yang bagi sebagian orang masih terasa pahit. Penyampaian ajaran seperti ini pula yang sejak pertama kali Islam memasuki Nusantara mulai diperkenalkan para wali, pedagang Muslim dan para penyebar Islam lainnya. Bagi Pak Zainal, pendekatan kultural dalam dakwah seperti ini dipandang relevan terutama karena dakwah bertujuan menanamkan nilai-nilai, dan bukan sekedar menginformasikan sesuatu ajaran. Kata “perubahan” yang melekat pada tujuan dakwah menunjukan suatu proses menyeluruh, meliputi seluruh aspek kehidupan, mulai dari perubahan kognisi, sikap dan perilaku. Karena itu, proses dakwah berlangsung secara terus menerus (on-going process), menembus zaman dan keadaan. Dakwah menjadi “pribumi” di mana pun dan kapan pun. Sehingga kehadirannya pun tidak bisa diukur secara normatif sebagai wujud yang taken for granted. Melalui proses adaptasi serta dialog-dialog yang bermakna dengan keadaan, usaha dakwah senantiasa mensejarah dalam dataran kultur sesuatu masyarakat. Di sinilah Pak Zainal menemukan habitat dakwahnya yang “nyeni” dan “nyunda” tapi tetap “nyakola” sehingga mudah diterima masyarakat desa maupun kota. Pak Zainal juga tampak menikmati profesi da’i, sambil menawarkan pola-pola dakwah yang lebih santun mengajak umat, tapi tetap bersahabat dengan kebudayaan setempat. Seniman Dakwah Potret Da’i Berwawasan Sosio-Antropologi ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*

Seniman Dakwah Potret Da’i Berwawasan Sosio-Antropologi ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak*

Metode Penelitian Dakwah

  • ISBN 13 : Tanpa ISBN
  • Judul : Metode Penelitian Dakwah
  • Pengarang : Asep Saeful Muhtadi,   Agus Ahmad Safei,  
  • Penerbit : Pustaka setia
  • Klasifikasi : 001.42
  • Call Number : 001.42 AGU m
  • Bahasa : Indonesia
  • Penaklikan : 200hlm; 21cm
  • Tahun : 2003
  • Ketersediaan :
    2019-37781-0005
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - IAIN Bukittinggi
    2019-37781-0004
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - IAIN Bukittinggi
    2019-37781-0003
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - IAIN Bukittinggi
    2019-37781-0002
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - IAIN Bukittinggi
    2019-37781-0001
    Tersedia di Pustaka Kubang Putih - IAIN Bukittinggi

Sosiologi Dakwah Rekonsepsi, Revitalisasi, dan Inovasi

Secara lebih jauh, buku ini mencoba mengidentifikasi sejumlah problem sosiologis dakwah, baik pesan maupun formula yang selama ini cenderung kaku, baku, beku, dan membisu. Semua itu diduga kuat terjadi karena salah urus alias mismanagement. Berangkat dari persoalan itu, buku ini hendak mengabarkan sekaligus menawarkan formula baru dakwah yang lebih atraktif, kreatif, dan supermotivatif.

Sejatinya, dakwah dapat dipandang sebagai sebuah realitas. Dan sebagai
sebuah realitas, dakwah dapat dikaji dan dijelaskan melalui berbagai perspektif,
seperti perspektif sosiologi, antropologi, sejarah, politik, dan –tentu saja-filsafat.

Pengembangan masyarakat Islam

dari ideologi, strategi, sampai tradisi

Concepts and strategy to empower Islamic society in Indonesia.

lam karena ia adalah pelindung dan penasihat MUI Provinisi Bali; Pejabat yang
rajin salat Jumat dan dalam pidatonya senang mengutil ayat, adalah juga
pemimpin Islam. Definisi kedua, menurut Jalal, pemimpin Islam sebagai ulama
sekarang mengalami devaluasi makna. Ulama tidak disyaratkan faqih dalam
ilmu-ilmu keislaman. Fuqaha yang dibesarkan dalam sistem pendidikan Islam (
misalnya pesantren) dan menghabiskan usianya untuk mendalami Islam, telah
tersingkir bukan ...

Sosiosophologi

sosiologi Islam berbasis hikmah